14 Maret 2009

TANAMAN DALAM LANSKAP

Nahda Kanara, Ciputat, 14 Maret 2009


Tanaman merupakan material lanskap yang hidup dan terus berkembang. Pertumbuhan tanaman akan menghasilkan ukuran, bentuk, tekstur dan warna tanaman selama masa pertumbuhannya. Dengan demikian, kualitas dan kuantitas ruang terbuka akan terus berkembang dan berubah sesuai dengan pertumbuhan tanamannya. Jadi dalam perancangan lanskap, tanaman sangat erat hubungannya dengan waktu dan perubahan karakteristik tanaman (Hakim dan Utomo, 2003).

Tanaman sering disebut sebagai materi lunak (soft material), sedangkan materi pendukung taman lainnya seperti batu-batuan, lampu taman, garden furniture, patung dan lain-lain disebut materi keras (hard material). Tanaman disebut sebagai materi lunak karena bentuk tanaman tidak kaku dan terus berubah sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangannya. Tanaman dapat menetralisir kesan kaku yang ditimbulkan oleh materi keras taman.

Tanaman sebagai elemen lunak (soft material) tidak mempunyai bentuk yang tetap. Bentuk, tekstur, warna dan ukuran tanaman selalu berubah sesuai masa pertumbuhannya. Perubahan ini terjadi karena tanaman adalah makhluk yang selalu tumbuh serta dipengaruhi pula oleh faktor lingkungan dan tempat tumbuhnya (Hakim dan Utomo, 2003). Jadi dalam perancangan lanskap, tanaman sangat erat hubungannya dengan waktu dan perubahan karakteristik tanaman.

Menurut Hakim dan Utomo (2003), tanaman dapat dibedakan menurut habitusnya. Habitus tanaman adalah tanaman yang dilihat dari segi botanis/ morfologis, sesuai dengan ekologis dan efek visual. Dari segi botanis/ morfologis, tanaman dapat dibagi menjadi:

a) Pohon : batang berkayu, percabangan jauh dari tanah, berakar dalam dan tinggi di atas 3,00 meter.

b) Perdu : batang berkayu, percabangan dekat dengan tanah, berakar dangkal dan tinggi 1,00 meter - 3,00 meter.

c) Semak : batang tidak berkayu, percabangan dekat dengan tanah, berakar dangkal dan tinggi 50 cm - 100 cm.

d) Penutup tanah : batang tidak berkayu, berakar dangkal dan tinggi 20 cm - 50cm.

Menurut Carpenter et al. (1975) fungsi tanaman dalam desain pertamanan adalah sebagai tabir untuk mengurangi cahaya matahari dan lampu kendaraan yang menyilaukan dengan cara mengatur tingginya. Selain itu tanaman berfungsi memberi batas untuk privasi, sebagai pengarah, pembentuk ruang, pembatas fisik yang mengarahkan dan mengendalikan pergerakan manusia, hewan dan kendaraan, mengendalikan iklim mikro (suhu, radiasi matahari, angin, presipitasi, kelembaban, mengurangi kecepatan angin dan memberikan naungan), mengendalikan kebisingan, sebagai penyaring dan pengkayaan udara, pengendali erosi dan habitat satwa liar.

Dalam lanskap, tanaman memiliki fungsi (Hakim dan Utomo, 2003):

a. Pengendali pandangan (visual control)

b. Pembatas fisik (physical barriers)

c. Pengendali iklim (climate control)

d. Pengendali erosi (erosion control)

e. Habitat satwa (wildlife habitats)

f. Nilai estetika (aesthetic values)

Pustaka

Carpenter, P.L., T.D. Walker and F.O. Lanphear. 1975. Plants in the Landscape. W.H. Freeman and Company, New York.

Hakim, R. dan H. Utomo. 2003. Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap: Prinsip-Unsur dan Aplikasi. Bumi Aksara, Jakarta.

1 komentar: